Kelainan refraksi yang umum terjadi antara lain myopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), dan astigmat. Diantara kelainan refraksi tersebut, astigmat adalah yang paling sering dijumpai. Dikarenakan Astigmat merupakan kelainan refraksi yang lebih memerlukan ketelitian dalam melakukan pemeriksaan yang dilakukan seorang optometris sehingga agar penanggulangan kelainan refraksi astigmat dapat terkoreksi dengan hasil yang akurat. Metode penelitian yang digunakan adalah mengambil sampel dari optik yang memiliki Optometris di Kota Tangerang dengan memberikan angket berupa kuesioner serta wawancara untuk menggali alasan lanjutan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Gambaran Optometris Dalam Melakukan Pemeriksaan Astigmat Metode Fogging dan Cross Cylinder maka didapatkan hasil bahwa terdapat 16 optik dari total 20 optik yang peneliti datangi untuk melakukan penelitian menggunakan metode Cross Cylinder, 2 optik menggunakan metode Fogging, dan 2 optik lainnya tidak menggunakan kedua metode tersebut. Kesimpulan yang didapatkan yaitu bahwa mayoritas optik di Kota Tangerang menggunakan metode Cross Cylinder. Serta alasan pemakaian metode Cross Cylinder adalah karena metode tersebut sederhana dan tepat sehingga dapat menjangkau ketepatan visus koreksi yang maksimal, dan mendapatkan pelatihan dari seminar maupun dari seorang ahli pelatih dan penguji yang ada pada tempat responden bekerja.

Metode Pemeriksaan Astigmat, Cross Cylinder, Fogging

https://perpus.e-leprindo.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1187

-