Gangguan penglihatan menjadi perhatian utama diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara maju. Sekitar 285 juta orang mengalami gangguan penglihatan dengan penyebab terbanyak diakibatkan oleh kelainan refraksi mencapai 43% dari total kasus. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif, dengan melakukan metode observasi untuk mendapatkan hasil yang berupa angka, hasil tersebut nantinya akan diolah menggunakan statistik sebagai alat untuk menganalisis. Dari 179 siswa ditemukan usia terbanyak 16 tahun yaitu 114 orang, jenis kelamin terbanyak laki-laki yaitu 118 orang, jurusan terbanyak tataboga yaitu 62 orang, responden dengan pengguna kacamata terdapat 24 orang. Berdasarkan jenis kelamin miopia terbanyak yaitu laki-laki ada 89 orang, hipermetropia yaitu perempuan ada 1 orang astigmatisma yaitu laki-laki ada 4 orang, emetropia yaitu laki-laki ada 26 orang. Berdasarkan usia miopia terbanyak yaitu 16 tahun ada 91 orang, hipermetropia yaitu 16 tahun ada 1 orang, astigmatisma yaitu 15 tahun ada 4 orang, emetropia yaitu 16 tahun ada 21 orang. Berdasarkan jurusan miopia terbanyak yaitu tataboga ada 46 orang, hipermetropia yaitu multimedia ada 1 orang, astigmatisma yaitu tataboga ada 5 orang, dan emetropia yaitu tataboga ada 13 orang. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pada responden siswa kelas X SMK Nusantara 1 Ciputat yang diteliti lebih dari sebagian siswa memiliki kelainan refraksi dan belum terkoreksi, dengan beban kelainan refraksi terbanyak yaitu miopia.

Kelainan refraksi, Visus

https://perpus.e-leprindo.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1437

-