Gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi seperti miopia, hipermetropia, dan astigmatisme merupakan masalah kesehatan mata yang sering terjadi pada anak usia sekolah. Kegiatan "Ketika Penglihatan Saya Jelas, Semua Hal Menjadi Mungkin" dilaksanakan dalam rangka memperingati World Sight Day pada 19 Maret 2023, bertempat di MI Nurul Ghosyiyah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai pentingnya kesehatan mata, mendeteksi dini gangguan refraksi, dan memberikan kacamata gratis bagi siswa yang membutuhkan. Metode pelaksanaan meliputi penyuluhan interaktif tentang kesehatan mata dan pemeriksaan refraksi menggunakan autorefraktometer serta trial lens. Sebanyak 100 siswa berpartisipasi dalam kegiatan ini. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 60% siswa mengalami gangguan refraksi ringan hingga sedang, sementara 40% siswa tidak menunjukkan gangguan refraksi. Siswa yang memerlukan tindak lanjut diberikan kacamata gratis atau rujukan ke fasilitas kesehatan mata. Kegiatan ini berhasil meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya pemeriksaan mata rutin dan memberikan dampak positif melalui pembagian kacamata gratis. Untuk masa depan, disarankan kegiatan serupa dilakukan secara rutin dan melibatkan lebih banyak sekolah untuk memperluas manfaatnya.

gangguan refraksi, kesehatan mata, World Sight Day, kacamata gratis, MI Nurul Ghosyiyah

-

Benjamin, W. J. (2006). Borish’s clinical refraction. Elsevier Health Sciences. Leat, S. J., et al. (2011). The role of vision education in improving public health outcomes. Public Health Vision Science Journal. Laviers, H. R., et al. (2012). Impact of community-based refractive error correction. Ophthalmic Epidemiology. Resnikoff, S., et al. (2008). Global magnitude of visual impairment caused by uncorrected refractive errors. Bulletin of the World Health Organization, 86(8), 611–617. https://doi.org/10.2471/BLT.07.046202 World Health Organization. (2020). World report on vision. Retrieved from https://www.who.int/publications/i/item/9789241516570